Monday, 30 March 2015

X-JAPAN

X JAPAN (エックス ジャパン?) adalah band Rock asal Jepang yang dibentuk oleh Yoshiki "YOSHIKI" Hayashi dan Toshimitsu "ToshI" Deyama pada 1982.[1] Band ini meraih kesuksesan setelah merilis album Major Debut mereka BLUE BLOOD pada 1989. Band yang awalnya bernama X (エックス?) ini juga dikenal sebagai salah satu band yang mempopulerkan gerakan Visual Kei di Jepang pada tahun 80-90an. Setelah 10 tahun bubar setelah menyelenggarakan konser The Last Live pada 31 Desember 1997 di Tokyo Dome, pada 2007 band ini kembali lagi ke dunia musik Internasional. Setelah rangkaian tur di Amerika Utara pada 2010, X JAPAN kembali melanjutkan rangkaian World Tour mereka ke Eropa, Amerika Selatan, dan Asia pada 2011, serta kini masih menyelesaikan album World Debut pertama mereka.

Tahun-tahun awal (1977-1983)

Yoshiki dan Toshi pertama kali membentuk band ketika mereka masih duduk di bangku SD pada 1977

Era Indie (1985-1988)

X memulai aktivitas mereka di Tokyo pada 1985. Mereka merilis single EP pertama mereka "I'LL KILL YOU" pada bulan Juni 1985 dibawah label rekaman Dada Records. Pada bulan November 1985, mereka ikut serta dalam pembuatan album omnibus "Heavy Metal Force III".
Pada April 1986, X merilis single EP kedua mereka "オルガスム" (Orgasm) dibawah label rekaman yang didirikan oleh Yoshiki, Extasy Records. Pada Maret 1987, X kembali ikut serta dalam pembuatan album kompilasi "Skull Trash Zone Vol. 1".
Pada April 1987, hide dan Pata bergabung dengan X, melengkapi formasi X menjadi Yoshiki (Drum & Piano), Toshi (Vocal), hide (Guitar), Pata (Guitar), dan Taiji (Bass).
Pada 14 April 1988, X merilis album pertama mereka "Vanishing Vision". Album ini dirilis dibawah label rekaman milik Yoshiki, Extasy Records. Album ini berhasil mencapai peringkat 19 pada Oricon Main Chart; dan peringkat 1 pada Oricon Indies Chart, menjadikan X menjadi artis yang telah meraih kesuksesan secara umum walaupun masih di dalam indies label.

Major Debut ~ On The Verge of Destruction (1989-1992)


Pada 21 April 1989, X merilis album major debut pertama mereka "BLUE BLOOD". Album ini dirilis dibawah CBS/Sony Records setelah X memenangkan kontes audisi yang diadakan oleh Sony pada 26 Desember 1987. Album ini meraih sukses luar biasa di kalangan dunia musik Jepang dan berhasil mencapai peringkat 6 pada Oricon Chart. Album ini membuat X semakin dikenal oleh masyarakat Jepang, dan bahkan sempat membuat efek "Band Boom", dimana seketika muncul banyak band berpenampilan visual, meniru seperti yang X lakukan. X melanjutkan kesuksesan tersebut dengan menggelar rangkaian Blue Blood Tour dan Rose & Blood Tour sepanjang tahun '89-90.
Pada 1 Juli 1991, X merilis album major kedua mereka "Jealousy". Album ini meraih peringkat nomor 1 pada Oricon Chart dan menjadi penanda bagi X yang telah sukses mencapai puncak kesuksesan mereka saat itu. X lalu melanjutkan kesuksesan perilisan album tersebut dengan menggelar rangkaian "Violence in Jealousy" Tour, dimana dalam rangkaian konser tersebut X juga untuk pertama kalinya tampil di Tokyo Dome pada 23 Agustus 1991, dan menjual habis lebih dari 50.000 tiket untuk konser tersebut. Pada akhir tahun 1991, X menjadi band rock pertama yang tampil di acara musik tahun baru "Kouhaku Utagassen" yang diadakan oleh NHK.
Pada 5, 6, 7 Januari 1992, X menggelar rangkaian konser "On The Verge of Destruction" di Tokyo Dome. Dimana konser tersebut membuat X menjadi artis Jepang pertama yang sukses menjual habis tiket konsernya selama 3 hari berturut-turut di Tokyo Dome. Konser di hari terakhir pada rangkaian konser ini juga adalah merupakan konser terakhir X bersama Taiji. Pada 31 Januari 1992, Taiji keluar dari X dikarenakan alasan perbedaan pandangan dalam bermusik. Setelah keluar dari X, Taiji sempat bergabung dengan Loudness sebelum akhirnya membentuk bandnya sendiri, D.T.R pada 1994he Verge of Destruction (1989-1992)

 X JAPAN ~ The Last Live (1992-1997)

 
Pada tahun 1991, X sudah sangat terkenal di Jepang, karena itu mereka mencoba "Go International" ke Amerika Serikat. Ternyata di Amerika sudah ada band yang juga bernama X, jadi pada 23 Agustus 1992 mereka memutuskan untuk mengubah nama band menjadi X Japan. Pada saat itu, Heath telah bergabung dengan X Japan.
Pada 25 Agustus 1993, X Japan merilis mini album yang berjudul "Art of Life". Art of Life adalah lagu yang diciptakan Yoshiki setelah dia menjalani perawatan di Rumah Sakit ketika pingsan ditengah-tengah Rose & Blood Tour. Lagu ini adalah sebuah lagu progessive rock/metal yang mencampurkan musik klasik dengan panjang lagu 29 menit (menjadikannya sebagai salah satu lagu terpanjang di dunia).
Di minggu pertama lagu ini dirilis, lagu ini langsung sukses luar biasa. "Art of Life" hanya pernah dimainkan live sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 30 & 31 Desember 1993 saat konser "X JAPAN Returns" digelar di Tokyo Dome. Di saat konser, X Japan melakukan improvisasi yang membuat lagu ini bertambah panjang menjadi setengah jam lebih. Di konser ini juga Toshi untuk pertama kalinya berpenampilan dengan rambut terurai ke bawah dan dengan make-up yang tidak tebal.
Setelah merilis ART OF LIFE, mereka merilis salah satu lagu X JAPAN yang paling populer, "Tears" dalam bentuk single. Lagu ini dimainkan di beberapa acara TV dan ketika konser X JAPAN Returns. Pada tahun yang sama, X juga merilis sebuah album kompilasi yang memuat single-single populer mereka di saat masih bernama X, dan album kompilasi tersebut diberi nama X Singles.
Pada 10 Juli 1994 mereka merilis single lain, "Rusty Nail". Lagu ini langsung berada di peringkat 1 Oricon Chart di minggu pertama perilisannya, poster sampul single ini ditempel di sepanjang jalanan di Harajuku. Pada tanggal 20-22 Mei 1994, X JAPAN berpartisipasi pada event "Aoniyoshi Great Music Experience". Di event tersebut, X JAPAN tampil bersama Roger Taylor (Queen) dan artis-artis internasional lainnya. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1994, mereka menggelar konser "Aoi Yoru~Shiroi Yoru" di Tokyo Dome dan membawakan lagu baru berjudul "Dahlia", "Scars"(SCARS on melody), dan"Longing". Demo tape Longing dibagikan kepada beberapa orang saat konser. Semua lagu yang disebut tadi dimasukkan ke dalam album terakhir mereka, Dahlia.

 Perpecahan band (1996-1997)

 
Pada bulan November 1995, X JAPAN menggelar Dahlia Tour 1995-1996 bersamaan dengan dirilisnya album kelima mereka DAHLIA. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1995, mereka menggelar Dahlia Tour on Tokyo Dome untuk menyambut tahun baru. Pada 13 Maret 1996, pada konser di Nagoya Rainbow Hall, Yoshiki kembali pingsan dikarenakan cara bermain drum yang ekstrem. Sejak saat itu Yoshiki diwajibkan oleh dokternya untuk mengenakan penyangga leher disaat bermain drum dikarenakan otot pada lehernya mengalami cedera.

Setelah Dahlia Tour Final 1996, di saat X Japan mencapai puncak kesuksesannya, Toshi mengatakan pada Yoshiki bahwa dia ingin mengundurkan diri dari X JAPAN. Karena Toshi sudah menjadi vokalis sejak band ini masih bernama "Noise" dan dia juga sudah menjadi icon dari X Japan, sangatlah mustahil untuk mengganti posisi Toshi. X JAPAN (tanpa Toshi) mengumumkan perpecahan band mereka saat konferensi pers tanggal 22 September 1997.

Toshi terlibat semacam sekte, berhubungan dengan alam dan terapi musikal, dipimpin oleh seseorang bernama Masaya. Banyak yang menyatakan bahwa inilah alasan sebenarnya Toshi mundur dari X Japan. Toshi lalu melanjutkan untuk bersolo karier,dia berkata bahwa Masaya telah menjadi sumber inspirasi barunya dalam bermusik. Banyak desas-desus yang bermunculan mengenai keterlibatan Toshi dan sekte yang dipimpin Masaya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Toshi telah di cuci otak. Dikatakan bahwa Toshi sempat berkelahi dengan adiknya karena Toshi telah menghabiskan banyak uang untuk sekte yang dipimpin Masaya. Hal ini dibantah Toshi karena Toshi mengatakan ia bertemu dengan Masaya setelah Toshi keluar dari band, dan Masaya juga hanyalah seorang pemusik biasa. Teori yang lain adalah karena Toshi tidak menemukan "kebahagiaan" setelah ia menjadi bintang Rock besar seperti sekarang. Pada tanggal 31 Desember 1997, X Japan menyelenggarakan konser terakhirnya di Tokyo Dome, The Last Live

The Last Live

 Konser terakhir dari X Japan ini nampak seperti copy dari konser Dahlia Tour Final 1996, tetapi pergulatan emosi yang terjadi antara para personel dengan para fans di konser ini jauh sangat besar. Di lagu-lagu yang dimainkan menjelang konser berakhir seluruh fans menangis, terutama di 4 lagu terakhir.

Di lagu "Forever Love" Toshi berpelukan dengan Yoshiki sambil menangis, hal yang sebenarnya ingin dilakukan Yoshiki saat ia menghampiri Toshi adalah memukul Toshi, tetapi ia tidak jadi melakukannya karena teringat bahwa mereka berdua adalah sahabat baik (mereka berteman sejak mereka masih duduk di bangku TK), karena itu Yoshiki lebih memilih untuk memeluk Toshi saat Toshi merangkulnya.

Sesaat sebelum lagu "Endless Rain" dimulai, Yoshiki menangis saat ia berterima kasih terhadap para personel X JAPAN dan seluruh fans. Di awal lagu, hide juga sempat tidak kuat menahan kesedihan dan menangis.

Disaat "The Last Song" selesai dinyanyikan (dimana semua penonton telah menangis), lagu "Tears" diputar dan layar besar di panggung menampilkan cuplikan-cuplikan perjalanan X Japan dari saat mereka masih sebuah band indie kecil sampai menjadi band nomor satu se-Jepang.

Di DVD The Last Live, Yoshiki memotong 3 buah lagu terakhir (Curtain call~Say Anything, The Last Song, dan Epilogue~Tears). Hal ini dikarenakan Yoshiki tidak pernah menginginkan X Japan bubar (jika konser berakhir maka itu berarti X Japan telah bubar). Karena itu Yoshiki memutuskan agar rekaman The Last Live menjadi sebuah konser yang tidak pernah berakhir (dalam versi DVD, konser selesai di lagu "Endless Rain"). Selain itu di konser "The Last Live" terdapat 2 buah Closing S.E. yang dipotong sama sekali oleh Yoshiki (tidak terdapat di DVD, maupun CD album "Last Live") yaitu "Unfinished" dan "Forever Love~Last Mix".

 Personil

          Final

  • Yoshiki (Yoshiki Hayashi) - Drum, Piano
  • Toshi (Toshimitsu Deyama) - Vokal
  • Pata (Tomoaki Ishizuka) - Gitar(1987 - )
  • Heath (Hiroshi Morie) - Bass(1992 - )
  • Sugizo (Sugihara Yasuhiro) - Gitar (2009 - )
  • Hide (Hideto Matsumoto) - Gitar(1987-1997-meninggal)

 Mantan personel

  •  Taiji (Sawada Taiji) - bass(1986-1992-meninggal)

Mantan personel (era Indie) 

  • Jun/Shu (Hisashi Takai) - gitar (1985, 1986)
  • Hikaru - bass (1986)
  • Atsushi (Atsushi Tokuo) - bass (1985)
  • Eddie - gitar (1985)
  • Hally (Yoshifumi Yoshida) - gitar (1985)
  • Isao - gitar (1987)
  • Kerry - gitar (1986)
  • Satoru - gitar (1986)
  • Terry (Yuji Izumisawa) - gitar (1983-1985)
  • Tomo (Tomoyuki Ogata) - gitar (1984-1985)
  • Zen (Zenon) - gitar (1985-1986)